Ngasih Promo Terus - Terusan, Darimana OVO dan Go-Pay Raih Untung?

Sumber gambar : CNN Indonesia
Ide membuat tulisan ini berawal dari panggilan tes rekrutmen PT PLN (Persero) tahun 2019 yang membuat saya harus berkali-kali pergi ke Surabaya menggunakan kereta. Saya memesan tiket melalui Tokopedia. Lebih memilih Tokopedia daripada aplikasi bawaan KAI Access atau jasa pihak ketiga lain karena kemudahan virtual account bank yang ditawarkan. Dengan menggunakan kode promo yang mereka sediakan, saya mendapatkan cashback yang lumayan. Berapa? Untuk transaksi tiket PP kereta premium Semarang - Surabaya sebesar 450 ribuan, saya mendapat cashback hingga 40ribuan. Luar biasa bukan?
Tapi cashback yang mereka beri bukan dalam bentuk uang fisik melainkan dalam bentuk OVO Point. Ya, Tokopedia memang sudah menjalin kerjasama dengan OVO dari Lippo Group dengan menghapus TokoCash yang mereka bangun dengan OVO sehingga kini segala transaksi di marketplace itu bisa menggunakan OVO sebagai media pembayarannya. Dengan OVO Point tersebut, saya bisa memesan Grab di Surabaya dari dan ke stasiun, penginapan, serta tempat dilaksanakannya tes. Artinya saya tidak mengeluarkan uang lagi selain tiket kereta. Wow.

Dari situ saya berpikir, kok bisa OVO dapat untung? Dari mana? Bukankah mereka selalu memberi diskon, promo, cashback, dan semacamnya? Penasaran dengan hal tersebut, saya lantas browsing informasi seputar bisnis e-money.

1. Afiliasi dengan Grup Perusahaan
OVO bisa menjadi sebesar ini, bahkan dalam kurun waktu kurang dari satu tahun sejak peluncurannya, karena dibangun oleh salah satu grup perusahaan ternama yakni Lippo Group. Go-Pay bisa menjadi sebesar ini, bahkan hingga mampu menarik pelaku bisnis lain mulai dari perusahaan hingga UMKM bergabung dengannya, karena disokong oleh jaringan bisnis yang kuat dari Go-Jek. BUMN pun kini juga turut memasuki persaingan dompet elektronik di Indonesia dengan menyatukan berbagai e-wallet milik BUMN menjadi satu, yakni LinkAja.

Berkat dukungan dari grup usaha yang dimilikinya, perusahaan e-wallet dapat berkembang dan memiliki pemasukan. Semakin banyak pengguna melakukan deposit, semakin banyak dana yang mereka terima dan dapat mereka gunakan untuk menjalankan bisnis di dalam grup usaha mereka.

2. Kerja Sama dengan Pihak Lain
Mengapa Tokopedia mau memberikan cachback dalam bentuk OVO Points? Mengapa CFC (California Fried Chicken) mau memberikan diskon khusus untuk konsumen yang membayar menggunakan Go-Pay? Bener banget, yakni karena ada kerja sama antarpelaku bisnis. Pada 2019, OVO telah bekerja sama dengan Tokopedia, Alfamart, Grab, Bank Mandiri, dan Moka yang membuat dompet OVO dikenal luas dan telah didownload oleh lebih dari 5 juta pengguna Android, belum termasuk aplikasi Grab yang juga di dalamnya terdapat fitur OVO.

Dari bentuk kerja sama inilah, perusahaan e-wallet menerima pemasukan. Bisa dalam bentuk komisi seperti tiap transaksi yang berhasil akan mendapat komisi sebesar sekian persen, atau dalam bentuk kesepakatan lain yang mungkin lebih rumit di mata kita sebagai orang awam.

Mungkin istilah "memutarkan uang di situ-situ aja" juga cukup tepat untuk menggambarkan bagaimana bentuk kerjasama yang terjalin mampu membuat masyarakat memilih berbelanja di tempat yang telah bekerjasama dengan perusahaan e-wallet. Contohnya, saya jadi lebih sering berbelanja di Alfamart daripada Indomaret karena tawaran cashback yang diberikan oleh Go-Pay pada Desember 2018 lalu hingga kini. Dalam bahasa yang lebih sederhana, bikin lebih laris lapak yang kerjasama. Itu adalah salah satu misinya. Sebagai gambaran, ini adalah rekan usaha Go-Pay yang saya ambil dari websitenya.

Makanan & Minuman : Starbucks, Excelso, Anomali, FIlosofi Kopi, Hop Hop, Mcdonald's, The Duck King, Cut The Crab, Pepper Lunch, D’ Crepes, Lotteria, Chatime, Breadlife, Gokana, Raa Cha Suki & BBQ, Rice Bowl, Re Juve, Puyo Desserts, Sour Sally, dan masih banyak lagi
Toko : Alfamart, Ranch Market, Farmers Market, Watsons, Gramedia, Gunung Agung, Scoop, Optik Seis, Electronic City, Electronic Solution, Sentra Ponsel, Minimal , Apotek Kimia Farma, dan masih banyak lagi
Hiburan dan Jasa : CGV, Amazone, ZAP Clinic

3. Biaya Transaksi Topup
Go-Pay menerapkan biaya transaksi sebesar Rp 1000,- untuk setiap pelanggan yang ingin mengisi saldo Go-Pay miliknya. Apabila kamu ingin mengisi saldo sebesar Rp 100.000,- maka kamu harus membayar sebesar 101.000,-. Satu transaksi seribu rupiah. Lantas bagaimana apabila terjadi transaksi sebanyak 1000 kali per jamnya? Atau lebih besar daripada itu? Tinggal dikalikan saja ya. Yang jelas, biaya transaksi bisa menjadi salah satu sumber pemasukan untuk perusahaan e-wallet.

Bahkan menurut Pak Michael, SE, CFP dalam Quora, layanan e-wallet seperti OVO atau Go-Pay bisa saja mengenakan biaya iklan dan biaya langganan bagi mereka para pelaku bisnis yang sudah terbiasa menggunakan layanan OVO atau Go-Pay. Strategi mereka adalah membuat pelaku usaha seolah-olah tidak bisa menjalankan bisnisnya dengan baik tanpa menggunakan layanan OVO, Go-Pay, atau lainnya.

4. Makin Rugi, Makin Untung
Semua orang tahu kalau memberikan promo, cashback, atau diskon besar - besaran di berbagai tempat membuat perusahaan e-wallet harus mengeluarkan biaya sebagai penggantinya. Istilah lazimnya adalah "bakar uang". Baik Go-Jek dengan Go-Paynya atau Lippo Group dengan OVOnya melakukan strategi "bakar uang" dengan tujuan agar masyarakat semakin akrab dengan layanan transaksi elektronik dari mereka. Dengan begitu, mereka akan semakin berkembang, makin banyak yang tertarik bekerjasama baik sebagai investor atau sebagai partner usaha. Strategi ini terbukti ampuh loh.

Dilansir dari Tirto, di awal kemunculannya Go-Jek dulu juga pernah menerapkan strategi "bakar uang" untuk memperkenalkan layanan ojek online di masyarakat. Tarif ojek online antara Rp 20.000,- hingga Rp 30.000,- dipangkasnya menjadi Rp 10ribuan. Tentu masyarakat tertarik dan melirik ojek online ketimbang tetap menggunakan ojek konvensional. Lalu, bagaimana bakar uang mereka di masa-masa awal berdiri? Sekarang Go-Jek sudah tersebar di setiap kota besar di Indonesia. Mampu ekspansi ke 4 negara tetangga seperti, Thailand dengan nama Get, Vietnam dengan nama GoViet, Singapura dengan nama tetap Go-Jek, dan sebentar lagi Filipina dapat menikmati layanan ojek dari Go-Jek.

Strategi bakar uang juga membuat perusahaan tersebut diminati oleh perusahaan lain. Go-Jek misalnya mendapatkan dukungan investasi dari berbagai pihak, seperti Tencent, Google, JD.com, Astra, Djarum, dan masih banyak lagi. Selengkapnya di sini

Itu tadi adalah beberapa analisis singkat saya mengenai bagaimana OVO atau Go-Pay mendapatkan keuntungan meski sering memberikan promo. Eh tapi saya bukan ahlinya yaa, jadi kalau ada bahasa atau istilah yang sekiranya kurang tepat mohon dimaklumi hehe. Bisa bantu meluruskan atau melengkapi di kolom komentar. Yuk mari.

Komentar

Postingan Populer